Thursday, May 4, 2017

Bukit Bego



panggung pentas dipinus


puncak becici mangunan



Watu lawang mangunan

Watu Lawang Mangunan atau Dlingo merupakan daya tarik wisata alam dan perbukitan di daerah Mangunan Bantul selain Puncak Bukit Mangunan di dalam kawasan Kebun Buah Mangunan. Bukit ini Keberadaannya belum lama dikembangkan menjadi obyek wisata bersama dengan pengembangan kawasan desa wisata Mangunan. Bukit ini terlihat jelas dari Desa Wisata Kedungmiri dengan bentuk puncak bukit yang terbelah seperti pintu atau lawang dalam bahasa Jawa.


air terjun leppo

Air terjun Lepo memang tak hanya memiliki satu kolam alami untuk berenang dan bermain air. Sekilas Lepo sangat mirip dengan Erawan Falls di Erawan National Park, Thailand. Ada 4 tingkat kolam alami yang dihubungkan oleh 3 air terjun di tempat wisata yang mulai dikembangkan tahun 2013 ini. Masing-masing kolam alami memiliki kedalaman yang beragam. Kolam pertama yang kami lihat ketika sampai tempat wisata ini kedalamannya mencapai 2 meter. Di kolam inilah remaja maupun orang dewasa biasanya berenang.
Menyusuri jalan setapak dan tangga batu di sisi air terjun, YogYES sampai di tingkatan kolam kedua. Kolam yang paling luas ini kedalamannya hanya sebatas pinggang orang dewasa, sehingga lebih aman jika anak-anak bermain air di kolam ini. Meskipun tak jarang anak-anak memilih berenang di kolam pertama. Kolam kedua ini dikelilingi oleh tebing-tebing batu yang tersusun eksotis. Sebuah titian batu dan selokan kecil menambah kecantikannya. Ceruk batu di salah satu sisi kolam menjadi spot terbaik menikmati air terjun di tingkat ini.




 Tampak beberapa remaja asyik memanfaatkan ceruk batu ini untuk ber-groufie. Sedangkan sebagian lainnya lebih memilih bermain air di dekat air terjun.
Tingkat ketiga adalah kolam yang paling dangkal, hingga bagian dasarnya yang tertutup endapan kapur pun terlihat dari permukaan air. YogYES kembali menyusuri jalan setapak dan tangga-tangga batu untuk sampai di kolam ketiga. Bagian yang menarik di kolam ketiga adalah tebing-tebing batu di sekitar air terjun yang berbentuk balok, seolah sengaja dipotong oleh tangan-tangan manusia. Karena tak ada persiapan baju ganti, kami harus puas hanya bermain air di kolam yang kedalamannya hanya mencapai lutut orang dewasa ini. Padahal, sejak pertama kali melihat warna turquoise yang mengisi kolam-kolam Air Terjun Lepo, kami sudah tak sabar untuk menceburkan diri ke dalam segarnya air. 

Tak berhenti di kolam ketiga, air terus mengalir ke kolam keempat sekaligus kolam terakhir. Tingkatan ini kira-kira sama dalamnya dengan kolam pertama namun jauh lebih sempit.
Sejuknya udara pegunungan dan keseruan bermain air telah menyihir kami hingga lupa kalau perut sudah mulai berdendang. Untungnya di sekitar Air Terjun Lepo sudah banyak warung-warung makan sederhana yang menyajikan beragam menu. Selain warung-warung makan, pengelola tempat wisata ini juga menyediakan kamar mandi, aula sederhana serta persewaan pelampung dan tikar. Serunya, untuk menikmati kecantikan Air Terjun Lepo, kita hanya perlu memberikan retribusi seikhlasnya serta tetap menjaga kebersihan dan keindahannya.

watu goyang mangunan

Puncak Watu Goyang adalah obyek wisata perbukitan baru di desa Mangunan tepatnya berada di pedukuhan Cempluk, Mangunan, Bantul. Desa Mangunan sendiri sudah sangat terkenal dengan berbagai macam wisata gardu pandangnya untuk melihat hijaunya alam Bantul dan menikmati matahari terbit maupun tenggelam seperti di kebun buah Mangunan, Panguk Kediwung, Jurang Tembelan dan lain-lain. 


Wisata Puncak Watu Goyang mulai diberdayakan oleh masyarakat sekitar pertengahan tahun 2016 lalu namun baru benar-benar dinikmati beberapa waktu ini dengan pembukaan akses jalan yang dibantu oleh Pemda dan fasilitas lainnya seperti parkir dan WC serta beberapa gazebo. Puncak Watu Goyang dapat dinikmati kapan saja baik pagi, siang maupun malam. Namun untuk lebih afdolnya, datanglah ke puncak Watu Goyang menjelang matahari terbenam karena puncak bukit ini langsung menghadap ke arah barat.

Dipuncak ada tulisan Watu Goyang yang dapat kita gunakan untuk properti swafoto. Nah untuk keunggulannya adalah di puncak Watu Goyang ini kita dapat menikmati pemandangan sekitar Imogiri. Puncak makam raja-raja Imogiri dapat dilihat dari ketinggian. Yang paling menarik tentu saja adalah view matahari terbenam karena puncak bukit Watu Goyang menghadap arah barat. Sayangnya saya kesini saat pagi. Namun tak apa, saya tetap menikmatinya.



Rumah hobbit sewu watu songgo langit mangunan

Rumah hobbit ini masih satu kawasan dengan seribu batu songgo langit yang terletak di dusun sukarame, mangunan, dlingo, bantuk, Yogyakarta. Rute menuju rumah hobbit ini sama dengan rute menuju kebun buah mangunan ataupun ke hutan pinus mangunan. Supaya gak bingung kamu bisa membuka google maps dan masukan koordinat -7.924133, 110.431982.
Selain rumah hobbit, di wisata seribu batu songgo langit kamu juga akan menemukan spot foto menarik lainya seperti jembatan kayu, rumah kayu, dan lain sebagainya. Selain itu ada juga fasilitas yang bisa menguji adrenalinmu seperti flying fox dan climbing. Sampai saat ini belum ditarik retribusi masuk. Jadi para pengunjung hanya membayar parkir saja yakni Rp 3 ribu untuk motor dan Rp 10 ribu untuk mobil.







Bukit mojo di mangunan

Bukit Mojo, mungkin namanya masih asing terdengar dan belum seterkenal Mangunan ataupun bukit Panguk yang akhir akhir ini mulai ngehits. Tapi pemandangan disini tak kalah indahnya lho. Bukit Mojo ini baru diresmikan sekitar tanggal 24 Juli 2016 lalu, jadi memang ini masih tergolong tempat baru. Tempat wisata ini dikelola bersama oleh warga sekitar. Senangnya sekarang banyak bermunculan tempat wisata sehingga bisa membantu sedikit perekonomian warga sekitarnya juga. Pemandangan yang ditawarkan disini adalah Sungai awan yang khas daerah mangunan dan pemandangan alam bukit bukit hijaunya. Selain itu kita bisa juga menikmati sunrise bila beruntung.
Bukit Mojo ini terletak di Gumelem, Mangunan, Dlingo, Bantul. Rute untuk sampai ke bukit Mojo ini hampir sama kalau mau ke arah Bukit Panguk, jalannya masih searah tapi nanti ada pertigaan tanda arah kalau ke kiri ke bukit Panguk, kita ambil jalan ke kanan ke arah bukit Mojo. Dari sini kurang lebih 1 km masuk melewati jalan desa dan ikuti petunjuk arah yang ada hingga nanti sampai ke bukit Mojo ini. Sebagian jalan ada yang masih berbatu dan rusak, jadi perlu hati-hati yaa, pastikan kendaraanya dalam kondisi baik, kalau bannya bocor disini susah cari tambal ban soalnya 
Rute dari Jogja : Terminal Giwangan – Jalan imogiri Timur – belok kiri dipertigaan imogiri – pertigaan belok kanan ke arah Mangunan – lurus ikuti jalan – Tugu Mangunan belok kanan ke arah kebun buah Mangunan – kalau ke kanan ke kebun buah, maka belok kiri (lurus) – SD Kanigoro -belok kanan – belok kiri – pertigaan arah panguk & Mojo, kita ambil kanan – ikuti jalan – Bukit Mojo. 





Di bukit Mojo ini disediakan tiga anjungan/gardu pandang kecil yang tersebar di barat, tengah dan timur bukit. Karena ukurannya kecil jadi perlu hati-hati ya, jangan kelebihan beban. Pemandangan dari ketiga anjungan juga sedikit berbeda. Anjungan yang sebelah barat kita bisa melihat jelas sungai Oyo dan bukit sekitarnya. Anjungan tengah ini ada pohon disisi kanan kirinya jadi lebih menarik untuk foto :p. Kalau anjungan sebelah timur ini terbuat dari pagar bambu dan lantainya dari batu, jadi berbeda dari dua anjungan lain yang terbuat dari kayu. Selain anjungan disini juga disediakan gubuk-gubuk untuk beristirahat dan menikmati pemandangan sekitar. Sayang waktu kami kesini suasananya mendung, jadi kami tidak bisa menimati pemandangan cantik ini secara maksimal.

bukit pangguk kediwung

Bukit Pangguk Kediwung, Dlingo, Bantul – Tidak hanya mempunyai beberapa objek wisata seperti, Sri Tanjung, Curug Lepo, Puncak Becici, dan Kebun Buah Mangunan yang berada pada daerah Kabupaten Bantul. Di Kabupaten tersebut juga terdapat tempat wisata lainnya, yaitu yang dikenal dengan nama Bukit Pangguk,Kediwung yang merupakan tempat wisata yang populer saat ini. Hal ini disebabkan karena tempat wisata yang satu ini memang sangat menarik untuk dikunjungi para penelusur alam. Yang membuat tempat wisata ini menjadi lebih menarik ialah, tempat ini terlihat seperti Punthuk Mongkrong yang ada di kota Magelang atau Bukit Sendaren yang ada di kota Purbalingga. Kediwung, Dlingo, Bantul ini menyuguhkan berbagai macam pemandangan alam yang sejuk dan asri, sehingga memang menjadi salah satu tempat wisata alam yang layak sekaligus yang direkomendasikan untuk didatangi.


Tempat wisata yang terletak di bibir bukit ini sangatlah eksotis, selain itu juga terdapat pemandangan yang menyajikan keindahan alam yang asri. Keindahan dan daya tarik buat tersebut sangatlah cocok untuk dijadikan sebagai latar belakang fotografi. Alasan mendasar yang membuat tempat ini semakin terlihat indah dan begitu menarik, karena di bukit ini para wisatawan dapat melihat pemandangan alam berupa hamparan pegunungan yang luas dan panorama langit biru yang amat menyejukkan jiwa pengunjung.

Di tempat ini sudah terdapat fasilitas berupa gardu pandang yang mengarah ke bibir tebing sehingga pengunjung dapat berpose selfie dengan angel yang diinginkan. Jika, ingin menikmati pemandangannya secara keseluruhan disarankan untuk datang lebih pagi, karena di tempat ini telah menyediakan kejutan panorama alam yang membuat wisatawan merasakan takjub akan keindahan alam berupa selimut kabut yang dapat dilihat dari Gardu Pandang yang sudah disediakan.





Untuk menuju ke tepat wisata Bukit Pangguk Kediwung, akses jalannya dapat dimulai dengan mengikuti arah menuju Hutan Pinus atau Kebun Buah Mangunan. Dari arah Jogja bisa ambil jalur ke Imogiri, lalu mengarah ke tempat wilayah Dlingo, dimana terdapat Kebun Buah Mangunan berada. Jika wisatawan sudah sampai disekitar Kebun Buah Mangunan, agar tidak tersesat bertanyalah kepada warga setempat untuk mengetahui arah selanjutnya. Perlu juga untuk diingat bahwa akses jalan menuju tempat wisata Kediwung, Dlingo, Bantul cukup ekstrim atau membahayakan. Oleh karena itu, saat ingin menempuh perjalanan ke tempat wisata ini pastikan kondisi kendaraan anda prima begitu pula dengan kondisi fisik anda.

Belum diwajibkan untuk membayar tiket masuk di tempat ini, namun jika ingin membantu proses pembangunan tempt wisata para wisatawan bisa membayar seikhlasnya. Akan tetapi, di tempat wisata ini para wisatawan tetap harus membayar parkir kendaraan, sekitar Rp. 2.000,- untuk sepeda motor dan sekitar Rp. 5000,- untuk mobil. Kendati demikian di tempat wisata ini sudah disediakan warung makan dan gazebo sebagai tempat untuk beristirahat.

Jalan malioboro

Dalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal Achmad Yani menjadi jalan Margo Mulyo.[1]
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu YogyakartaStasiun TuguGedung AgungPasar BeringharjoBenteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening artpantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.




Hutan Mangrove

Rute menuju Hutan Mangrove Pantai Congot - Jogja memang menjadi magnet wisata yang tiada duanya, sebab daerah istimewa ini selalu saja memunculkan wisata wisata baru yang sangat asik untuk dikunjungi. Salah satu daerah yang kini makin bersolek dan terlihat potensi wisatanya adalah Kulon Progo, jika selama ini hanya terkenal dengan Pantai Glagah Indah dan Pantai Trisik, ternyata di sebelah baratnya ada sebuah wisata baru yang sangat eksotis yaitu Hutan Mangrove Pantai Congot. Yups, sesuai dengan namanya, wisata ini memang menyajikan keindahan alam berupa hutan mangrove atau hutan bakau. 

Setelah ditelisik ternyata, lokasi Hutan Mangrove Kulon Progo bukan berada di daerah Pantai Congot melainkan sudah masuk Pasir Mendit Kecamatan Temon Kulon Progo, hal itulah yang membuat perjalanan pertama kami cukup kecewa karena sewaktu ke Pantai Congot lha kok tidak ada bakaunya, yang ada adalah pantai landai pasir hitam dan sedikit pohon cemara.

Hutan Mangrove memang bukan satu satunya di Jogja namun merupakan satu satunya yang dibuka untuk akses wisata dan menyuguhkan sesuatu yang berbeda karena jarang sekali ditemui di pesisir selatan. Luasnya memang belum terlalu luas. Meski demikian kita akan terpuaskan dengan panorama pemandangan alamnya yang jarang kita temui di pantai. Keindahan Hutan Mangrove ini ada di sepanjang tepian dengan jembatan bambu yang memanjang ditepinya, dan juga menelusup kedalam khas obyek wisata Hutan Mangrove. 



titik 0 km jogja

Titik Nol Kilometer merupakan tempat dimulainya segala kisah tentang Jogja. Di persimpangan ini kamu bisa melihat Jogja secara utuh. Jogja yang semrawut namun syahdu, Jogja yang modern namun tetap mempertahanan lokalitas, Jogja yang mencipta kelu juga rindu.
Goresan cahaya terpancar dari bangunan megah bergaya Eropa lama yang terletak di persimpangan Jl. Ahmad Dahlan Yogyakarta kala senja. Bangunan tersebut begitu klasik meskipun telah mengalami revitalisasi, tetapi sama sekali tak menghilangkan sejarah yang tersimpan dari bangunan yang menjadi icon kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Di sekitarnya juga tampak bangunan kuno lainnya yang membuat kita seperti berada di Eropa beberapa tahun silam
Titik Nol Kilometer menjadi tempat wajib bagi kamu yang memilih menghabiskan liburan di Yogyakarta. Berada tepat di jantung kota Jogja, kawasan ini selalu ramai dilewati orang setiap harinya. Mulai dari subuh, pagi, siang, malam, hingga dini hari. Titik Nol Kilometer adalah denyut nadi Jogja.
Mengunjungi Titik Nol Kilometer akan membawamu ke Yogyakarta di masa lalu. Pasalnya kawasan di sekitar Titik Nol Kilometer merupakan kawasan penting pada masa lalu hingga kini. Di perempatan ini terdapat bagunan-bangunan bergaya art deco yang menjadi landmark, sebut saja gedung Bank Indonesia, Gedung Bank Indonesia, dan Gedung Kantor Pos Besar.
Tepat di depan gedung Kantor Pos Besar, kamu akan menemukan Monumen Serangan 1 Maret yang saat ini kerap digunakan sebagai tempat pergelaran seni dan budaya. Di belakang Monumen Serangan Umum 1 Maret terdapat Museum Benteng Vredenburg yan berdiri dengan gagah. Sedangkan di seberang Benteng ada Istana Kepresidenan Gedung Agung.
Sebelum difungsikan sebagai istana kepresidenan, Gedung Agung merupakan kantor sekaligus tempat tinggal Residen Belanda. Bangunan megah ini pun sempat berpindah tangan ke pemerintahan Jepang, sebelum akhirnya diambil alih oleh Indonesia dan dijadikan istana kepresidenan. Hingga sekarang, jika presiden RI ada kunjungan kerja di Yogyakarta maka beliau akan tinggal di Gedung Agung.
Selain dikelilingi bangunan-bangunan indis yang megah, di kawasan Titik Nol Kilometer juga terdapat area hijau dengan pepohonan yang rindang serta bangku-bangku taman yang unik. Aneka instalasi seni yang dipasang di kawasan Titik Nol Kilometer ini menjadikan suasana semakin semarak. Saat senja menjelang, kawasan ini akan dipenuhi oleh muda-mudi dan warga yang menikmati suasana Jogja. Pemusik dan penyanyi jalanan siap menghiburmu tatkala malam tiba. Sembari bersantai, kamu pun bisa menikmati aneka penganan yang dijajakan oleh pedagang kaki lima.



kebun teh nglinggo kulonprogo

Sejarah Desa Wisata Nglingo tak bisa dipisahkan dari kisah kepahlawanan Pangeran Diponegoro ketika perang melawan Belanda bersama pasukannya di Perbukitan Menoreh. Menurut cerita turun temurun yang dipercaya masyarakat setempat, dahulu ada tiga orang prajurit pengikut Pangeran Diponegoro yang menyusun strategi tak jauh dari kawasan Desa Nglinggo. Tiga prajurit tersebut adalah Ki Linggo Manik, Ki Dalem Tanu, dan Ki Gagak Roban. Untuk mengenang para prajurit tersebut, akhirnya nama Ki Linggo Manik yang dianggap sebagai pemimpin, diabadikan menjadi nama sebuah desa yang kini telah menjelma menjadi kawasan wisata dengan pemandangan menawan. Salah satu pemandangan itu bisa kita saksikan di kawasan kebun teh, di ujung barat pedukuhan Nglinggo yang kemudian lebih populer disebut Kebun Teh Nglinggo.

Tak hanya puncak bukit tak bernama di sisi barat yang menyuguhkan panorama menawan. Masih ada dua puncak lain di sisi utara yang menyuguhkan indahnya pemandangan dari ketinggian. Keduanya merupakan puncak dari Gunung Kukusan yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Magelang, hanya beberapa ratus meter dari Kebun Teh Nglinggo. Puncak pertama yang lebih rendah dikenal dengan nama Puncak Dempok, sedangkan puncak yang lebih tinggi disebut sebagai Puncak Kendeng. Sama seperti Desa Nglinggo, Puncak Kendeng juga memiliki sejarah yang berkaitan dengan Pangeran Diponegoro. Sebuah petilasan berwujud batu yang terdapat di puncak ini dipercaya warga sebagai makam salah satu kerabat Pangeran Diponegoro bernama Pangeran Kendeng. Sehingga nama puncaknya pun serupa dengan nama sang pangeran.









Taman sungai mudal Di Kulonprogo


Berada tak jauh dari Kedung Pedut, terdapat sebuah taman sungai yang asri, Taman Sungai Mudal. Dipenuhi dengan berbagai macam tanaman termasuk bunga anggrek endemik yang langka, taman sungai ini tampak begitu mempesona. Selain dapat bersantai di gazebo-gazebo kecil yang ada, kita juga dapat berenang di kedung-kedungnya dan mencoba canyoning (dengan membawa peralatan sendiri) di air terjunnya yang bertingkat-tingkat. Jika ingin menikmati suasana taman sungai ini lebih lama lagi, dirikanlah tenda dan bermalamlah di sana. Ada camping area yang aman dengan fasilitas yang memadai. 

Taman sungai tuk mudal adalah sebuah taman sungai yang berupa air terjun dan kolam alami yang air nya berwarna biru bening. Sumber air taman sungai tuk mudal sendiri berasal dari mata air alami yang memancar dari sungai bawah tanah. Jadi bisa di pastikan bahwa air disini masih sangat jernih bening dan jauh dari polusi.


Taman sungai tuk mudal secara administratif berada di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kec Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Lebih tepatnya berada di  barisan bukit menoreh. Jika kalianberada di jogja lihatlah ke arah  barat maka akan nampak pegunungan menoreh yang terbentang sepanjang Kulon progo. Rata-rata ketinggian perbukitan menoreh lebih dari 2000 mdpl.
Rute untuk ke taman sungai mudal dari kota jogja cukup mudah. Dari kota jogja langsung saja menuju ke jalan godean. Dari jalan godean lurus saja ke barat menuju arah kulon progo sekitar 30 kilometer. Nggak usah belok-belok karena jalan nya lurus terus nanti akan masuk ke kulon progo.




Kedung Pedut kulonprogo yogyakarta

Wisata Jogja / Yogyakarta yang berupa air terjun, salah satunya terdapat di Girumulyo Kulon Progo, tepatnya terletak di desa wisata Jatimulyo. Air Terjun Kedung Pedut merupakan satu dari tiga air terjun yang ada di desa wisata jatimulyo. Peta jalan / rute jalan untuk sampai ke wisata alam air terjun Kedung Pedut ini dapat dicapai dengan beberapa rute jalan yaitu dari Wates, Nanggulan, dan Kalibawang.




Untuk menuju ke wisata alam curug kedung pedut bukan perkara mudah, sebelum sampai disana pengunjung harus naik turun gunung melewati jalur diatas perbukitan menoreh. masih ditambah lagi jalan aspal yang di beberapa wilayah masih rusak dan masih dalam kondisi di perbaiki.

Wisata air terjun kedung pedut ini mempunyai satu air terjun dengan beberapa grojogan air kecil dibawahnya. Seperti tempat wisata lainnya, di wisata ini juga disediakan tempat - tempat bersantai dari bambu. Jika anda ingin bermain air, anda juga dapat berenang dibawah air terjun karena terdapat kolam yang lumayan lebar untuk berenang, walaupun tidak terlalu dalam.

Biaya Administrasi :
Tiket Masuk Wisata : Rp 3.000,-/Orang,
Uang Parkir : Rp 2.000,-/Motor, Rp 5.000,-/Mobil.





Kedung pengilon di bangunjiwo kasihan bantul

Kedung Pengilon terletak di Dusun Petung, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Kedung Pengilon adalah kolam besar dalam aliran sungai dan dibagian atasnya terdapat air terjun berketinggian 10 meter.

Lokasi Air Terjun Kedung Pengilon berada di daerah perbukitan kecamatan Kasihan Bantul. Lokasinya cukup tersembunyi dibalik perbukitan dan jauh dari pemukiman penduduk. Belum ada papan petunjuk arah dan informasi mengenai keberadaan air terjun ini.
Rute menuju Air Terjun Kedung Pengilon berpatok pada arah menuju Pabrik Gula Madukismo Bantul yang berada di dekat Jalan Ringroad Selatan Yogyakarta sebelah barat Jalan Bantul. Dari kawasan Pabrik gula Madukismo ikuti jalan ke barat hingga tiba simpang empat besar dengan arah ke kiri menuju Kasongan, lurus menuju Desa Krebet Pajangan, dan ke kana menuju Desa Bangunjiwo. Ambil jalan ke kanan menuju Desa Bangunjiwo hingga menemukan Tugu Genthong. Ikuti jalan lurus hingga tiba sebuah tugu yang lebih kecil dan disebut Tugu Desa Petung. Silakan bertanya kepada penduduk disekitar mengenai lokasi Kedung Pengilon karena perjalanan akan dilanjutkan dengan melewati jalan cor semen yang melewati pemukiman penduduk.
Titik terang menuju AIr Terjun Kedung Pengilon terlihat ketika melewati masjid Dusun Petung dan tiba di ujung jalan yang dapat dilalui sepeda motor. Kami pun menitipkan sepeda motor di halaman rumah penduduk dan meneruskan perjalanan menuju Kedung Pengilon dengan berjalan kaki. Jalan setapak yang yang kami lewati sepertinya telah dibuat oleh masyarakat sekitar untuk menuju ke Kedung Pengilon. Pemandangan kebun yang lebih oleh pepohon dan semak belukar mewarnai perjalanan melewati jalan setapak ini.
Perjalanan menyusuri jalan setapak tiba hingga ujung jalan berupa aliran sungai. Dari tepi aliran sungai, kami menuruni tebing yang telah dibuatkan tangga meskipun masih tampak sederhana. Pemandangan sebagian Kedung Pengilon tampak ketika berjalan menuruni anak tangga. Sepertinya aliran sungai yang kami lewati merupakan aliran sungai yang menuju ke Kedung Pengilon. Pemandangan Kolam Kedung Pengilon dari atas tebing tampak berwarna hijau kebiruan dan sesekali terbias sinar matahari.



Pagar kayu dan bambu dibangun disepanjang tepian sungai untuk mengamankan pengunjung dan sebagai tempat berpegangan saat menuruni tangga. Sepertinya Kedung Pengilon telah digarap serius oleh masyarakat sekitar sebagai kawasan wisata baru di desa Bangunjiwo.
Tiba di dasar tebing, akhirnya kami tiba di kawasan Kedung Pengilon. Namun area ini belum dilakukan pembangunan dan baru bagian seberang sungai yang telah dilakukan penataan dan pembangunan. Untuk menyeberang ke sisi sebelah Kedung Pengilon dibangun sebuah jembatan bambu sederhana. Jembatan ini mempermudah akses kedua sisi tampak harus menuruni tebing dan menyeberang melewati aliran sungai.
Pemandangan Kedung Pengilon dan air terjun atau dikenai dengan Grojogan Kedung Pengilon tampak apik dari sisi seberang ketika melewati jembatan bambu dibandingkan sisi sebelum melewati jembatan bambu. Tidak heran di tempat ini dibangun beberapa tempat duduk untuk bersantai menikmati suasana Kedung Pengilon. Selain itu dibangun beberapa taman kecil untuk memperindah suasana sekitar. Pohon-pohon besar dan pohon bambu dibiarkan tumbuh lebat untuk memperindang kawasan meskipun sedikit dilakukan pemangkasan agar terlihat lebih terawat dan indah dilihat.
Kedung Pengilon ini cukup menarik untuk dijelajahi meskipun fasilitas pendukung belum lengkap. Rencananya akan ditambah beberapa fasilitas lagi ketika tempat ini mulai terkenal dan dana bantuan turun dari tingkat kecamatan dan kabupaten. Lokasinya yang alami dan cocok untuk kegiatan pecinta alam ataupun piknik keluarga yang tidak jauh dari pusat kota, murah, dan sepi

Waduk sermo kulonprogo

Waduk Sermo adalah sumber air bersih untuk PDAM dan untuk air irigasi persawahan daerah Wates dan sekitarnya. Selain dijadikan sebagai sumber air minum dan irigasi, Waduk Sermo juga menjadi salah satu tempat latihan dan lomba dayung.
Waduk Sermo merupakan salah satu potensi wisata dan edukasi di Kulonprogo, Yogyakarta. Apalagi bukit-bukit yang mengelilingi Waduk Sermo menjadikan pemandangan semakin indah. Tak berbeda jauh dengan Waduk Jatiluhur yang bisa dilihat dari Gunung Lembu.


Waduk Sermo juga memiliki fasilitas pemancingan. Beberapa wisatawan sangat gemar di Waduk Sermo karena keberadaan ikan “Setan Merah” yang merupakan ikan predator di Waduk Sermo. Selain itu, wisatawan bisa menyewa perahu wisata untuk berkeliling Waduk Sermo sambil menikmati perbukitan Menoreh.

Salah satu keistimewaan Waduk Sermo bisa dilihat saat senja datang. Tidak sedikit anak muda dan penggemar fotografi yang menunggu sore hari hingga tenggelamnya matahari di Waduk Sermo.
Luas Waduk Sermo diperkirakan sekitar 157 hektar. Dulunya wilayah Waduk Sermo merupakan pemukiman warga. Ada sekitar 100 Kepala Keluarga yang ditransmigrasikan ke Bengkulu dan tujuh kepala keluarga ke Riau demi membangun Waduk Sermo.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Waduk Sermo adalah pada saat jelang sore hari. Kamu bisa berfoto-foto terlebih dahulu di Wisata Alam Kalibiru pada siang hari kemudian turun ke Waduk Sermo yang jaraknya hanya sekitar 4 kilometer dari Kalibiru.